OOC, lebay, alur cepet, DEATH CHARA, GAJE OVERLOAD! Bagi SasuSaku FC tidak disarankan membaca
Rintik-rintik hujan turun berderai hebat diluar kamar tidur bernuansa
feminim itu. Embun-embun yang menempel dijendela kamar seakan ikut
turun bersama hujan, serta bingkai foto didekat jendela dipeluk oleh
gadis pemilik kamar itu. Sekali-sekali gadis itu memegang rambut pinknya
yang halus sambil menatap cermin dan membayangkan bahwa ialah gadis
paling beruntung didunia. Sambil mengamati dirinya dicermin, ia naik ke
kasur, melipat kakinya dengan tangannya masih memeluk bingkai foto
tersebut.
"Sasuke.."
Ujarnya sambil tersenyum. Mengingat
besok adalah reuni sekolah, Haruno Sakura yang menjadi sahabat Sasuke 6
tahun lalu tentu saja senang bertemu dengannya lagi.
Rona merah
tersembur dipipi Sakura yang masih membayangkan Sasuke. Ia sangat tak
sabar untuk hari esok sambil menatap jam yang menunjukkan tepat jam 10
malam.
TOK TOK
Suara ketukan pintu memecah kesunyian dikamar Sakura. Entah siapa yang ingin menemuinya malam begini.
"Ya,
sebentar!" Ujar gadis itu sambil menaruh kembali bingkai foto yang
berisi foto Sasuke lalu berjalan pelan kearah pintu. Dengan pelan, ia
memutar kenop pintu itu. Enth kenapa jantungnya terpompa cepat sekali,
padahal tidak ada yang aneh.
Krieet..
Pintu itu terbuka,
diikuti dengan mata emerald yang terbelalak karena tidak percaya apa
yang dia lihat. Kakinya berguncang hebat dan keringat dingin membasahi
pria dengan mata onyx didepan pintu menatap gadis berambut pink itu
dengan senyum ciri khasnya, senyum cool, sambil menenteng kotak bening
berisi..
Permen Mint?
Pria itu membelai pelan rambut Sakura.
"Maaf menganggu." Ujarnya.
"S..Sasuke? Kamu kok ada disini?" Tanya Sakura masih tidak percaya.
Sasuke
tidak menjawab, melainkan mengambil permen Mint dikotak bening itu lalu
mengemutnya. Tentu saja Sakura tidak mengerti apa mau Sasuke, namun
gadis itu tetap memperhatikannya. Permen Mint yang diemut Sasuke
sekarang digigit diposisi ujung bibir.
Mata onyx Sasuke menatap
Sakura seolah memberikan isyarat untuk mengambilnya. Namun, entah apa
yang merasuki gadis itu, bukannya mengambilnya dengan jari melainkan
dengan bibirnya. Hal itu membuat bibir Sakura dan Sasuke bersentuhan.
Sakura sendiri tidak tahu kenapa ia mengambilnya dengan bibir. Rasanya
seolah-olah seperti tubuhnya bergerak sendiri.
Gadis itu memakan
permen mint dari Sasuke itu. Rasanya pedas dan dingin. Sangat mirip
kepribadian Sasuke, namun menurut Sakura, Sasuke memiliki kepribadian
yang lembut dan perhatian dibalik semua itu.
Masih dengan permen
Mint yang menempel di lidah Sakura, permen itu terasa berubah rasa.
Sakura tentu saja merasa janggal karena rasa permennya seperti..
"Sasuke, kok rasa permennya.."
TRRIIINNG TRIIIINGG
Sekejap kemudian, Sakura terbangun dari tidurnya karena handphonenya berbunyi. Dengan malas ia mengangkatnya
"Halo?"
"Sakura, ini Ino! Kau sudah bangun?"
"Ya. Kau membangunkanku." Jawab Sakura setengah kesal.
"Maaf. Aku hanya ingin membangunkanmu agar tidak terlambat ke reuni!"
"Iya Ino! Mana mungkin aku terlambat? Aku siap-siap dulu. Sampai jumpa nanti."
"Baiklah, bye!"
Sambungan telepon dari Ino yang terputus seakan memutar kembali kejadian tadi yang terekam dikepala Sakura.
'Jadi itu mimpi?' batinnya.
Namun
itu terasa sangat nyata.. Bahkan seperti bibir mereka benar-benar
bersentuhan. Mimpi itu terasa berputar-putar dikepala Sakura membuat
gadis itu kepikiran namun ia hanya menganggapnya sepele.
Tidakkah kau tahu? Itu sebuah pertanda..
Suara
langkah kecil meramaikan trotoar jalan yang sepi beserta suara gemercik
air habis gunangan hujan terpancar dimana-mana. Payung berwarna pink
yang dipegang itu seperti sudah sangan kumal, namun bila untuk bertemu
Sasuke, apapun akan Sakura lakukan.
Tanpa buang waktu, pintu kaca yang bertuliskan "Konoha Café" langsung Sakura masuki dan sepertinya ia terlambat.
"Tuh kan, telat!" sembur Ino tiba-tiba.
Bagi Sakura, ocehan Ino tidak penting sehingga ia tetap berusaha menjelajahi café bernuansa country itu dengan mata emeraldnya.
Teman-teman
yang Sakura lihat sudah tumbuh dewasa semua, semenjak mereka berpisah 6
tahun lalu. Manusia tumbuh begitu cepat, bukan?
Setelah
mencari-cari akhirnya, sosok yang dicari Sakura tertangkap oleh matanya
yang tengah Wi-fi dengan laptopnya. Menyadari ada seseorang yang
menatapnya, Sasuke segera menoleh kebelakang.
"Lama tidak bertemu."
D E G
Perasaan
itu menghampiri Sakura. Padahal dulu Sakura memandang Sasuke biasa
saja. Tapi kenapa rasanya.. Sekarang menjadi berbeda.
Mungkinkah ini..
Cinta?
"Sasuke.. aku kangen."
"Hn. Dasar! Kamu memang tidak pernah berubah, ya?" Tanya Sasuke dengan nada mengejek sambil tersenyum cool.
"Heuh! Enak saja! Aku 'kan sudah dewasa. Aku.."
CUP
Belum selesai ocehan yang dikeluarkan Sakura, sebuah ciuman dari Sasuke dihadiahkan dibibirnya.
"Sasuke.. k-kamu ngapain..?" Tanya gadis itu dengan wajah semerah tomat.
"Kau memang bawel seperti dulu." Ujarnya sambil mengelus rambut Sakura lalu memeluknya.
Sakura
sendiri tidak percaya apa yang Sasuke lakukan, karena seumur hidup
hubungan mereka hanya sebatas teman biasa. Ia masih tak percaya bahwa
Sasuke akan mencium dan memeluknya. Detik itu juga, Sakura benar-benar
merasa seperti gadis tersenang didunia. Dipelukan Sasuke, ia merasa
seperti tidak bisa terpisahkan lagi olehnya setelah 6 tahun tidak
bertemu. Perasaan yang menganggap Sasuke sebagai teman main biasa
seolah-olah menjadi cinta seiringnya waktu.
Setelah
berbincang-bincang bersama, mengikuti acara reuni, berbagi pengalaman
dan cerita tak terasa sekarang sudah waktunya untuk pulang.
"Yah, ntar pokoknya adain acara reuni lagi ya, Ino!" pamit Sakura sambil melambaikan tangannya diikuti Sasuke.
"Nanti diadakan lagi kok, hati-hati dijalan ya, Sakura, Sasuke!"
"Sakura, habis ini kau mau kemana?" Tanya Sasuke.
"Pulang."
"Hn. Boleh aku ikut?"
"Eh? Kerumahku? Boleh. "
"Baiklah." Kata Sasuke sambil memakan permen Mint yang dia ambil dari sakunya.
Sakura
kaget melihat permen Mint itu, karena permen Mint itu sama persis
seperti di mimpinya. Sepanjang perjalanan, wajah Sakura sangat cemas
melihat permen itu, seakan-akan hal yang buruk akan terjadi. Seluruh
tubuhnya sangat gemetaran dan matanya mengawasi Sasuke dari berbagai
arah,
WOOOSSHHH…
Angin kencang bertiup. Sakura merasakan angin itu benar-benar janggal.
"Ah!
Kertas draft skripsi ku tertiup!" kata Sasuke sambil mengejar kertas
skripsinya yang terbang kearah jalan raya karena tertiup angin kencang
tadi.
"Sasuke, hati-ha.."
Belum selesai ia mengucapkan
peringatan kepada Sasuke, mobil truk tiba-tiba saja menabraknya hingga
terpental. Cairan merah pekat membanjiri aspal.
"SASUKEEEEE!"
Teriak Sakura sambil berlari sekuat tenaga kearah Sasuke.
Terlambat.
Mata onyxnya terlihat hampa sekarang dengan tubuh terbujur kaku didepan
Sakura. Saat gadis itu melihat mulut Sasuke, ia kaget bukan main
menjumpai permen Mint diujung mulut Sasuke yang berubah warna dari
bening menjadi merah pekat karena tercampur dengan darah.
"Tidak
mungkin! Permen itu! AKH! Kenapa.. sama seperti dimimpiku? Permen yang
tadinya berasa pedas dan dingin berubah menjadi rasa darah.."
Owari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar