Senin, 13 Januari 2014

Cerita Cinta Sasuke Dan Sakura

"Sasuke, mau kemana? Ini sudah sore!"

Mikoto, Ibu Sasuke sedang menyiapkan makan malam mereka di meja makan. Mikoto melihat anak bungsunya berlari-larian di dalam rumah menuju pintu keluar.

"Aku mau menjemput Sakura!"

Sasuke menjawab pertanyaan Ibunya sambil berlari keluar rumahnya.

"Haahh… anak itu berubah drastis sekali sejak berpacaran dengan Sakura."

Mikoto tersenyum mengingat perilaku Sasuke yang dulu—jika di bandingkan dengan perilaku Sasuke yang sekarang.

"Hoooii… Sasuke…."

Itachi terlihat sedang sibuk dengan mobilnya. Sasuke yang hendak akan menaiki mobilnya berhenti dan menoleh pada Itachi yang berada di belakang mobilnya.

"Hn, ada apa?" dengan malas Sasuke menjawab panggilan Kakaknya itu.

"Antarkan aku ke rumah Kisame, ya." Itachi menatap Sasuke dengan tatapan memohon.

"Tidak mau! Aku mau menjemput Sakura!" dengan cuek Sasuke menolak Itachi.

"Pelitnya… hanya memutar tidak jauh dari tempat kerjanya Sakura-chan, lho…." Itachi mengeluarkan puppy eyesnya pada Sasuke.

Sasuke paling sebal kalau Kakaknya sudah seperti itu, menurut Sasuke kalau Kakaknya sudah seperti itu—itu sangat menjijikan.

"Ya sudah, cepat masuk!"

"Yeahh… Adikku ini memang paling baik dan manis sedunia…."

Itachi langsung masuk ke dalam mobil Sasuke dan Sasuke langsung mengemudikan mobilnya dan melaju keluar dari rumahnya. Sepertinya Sasuke akan terlambat untuk menjemput Sakura.

"Sepertinya Sasuke tidak menjemputku,"

Sakura sedang berdiri di depan café tempatnya bekerja, sudah satu jam Sakura menunggu Sasuke yang katanya akan menjemputnya setelah pulang kerja.

"Sebaiknya aku pulang saja."

Dengan langkah perlahan Sakura menuju halte bus dekat dengan pertokoan tempat kerjanya. Berjalan selama lima menit, Sakura sudah sampai di halte bus. Sakura melirik orang-orang yang juga sedang menunggu bus. Tidak heran kalau banyak orang-orang yang baru saja pulang dari kerja mereka, karena jam-jam segini adalah waktunya jam pulang kerja. Bus datang dan berhenti di depan halte. Satu-persatu orang-orang masuk ke dalam bus. Sakura lebih memilih masuk ke dalam bus belakangan. Perjalanan menuju rumahnya memakan waktu 30 menit. Tiba di dekat jalan yang menuju rumahnya, Sakura turun dan berjalan sebentar menuju rumah keluarga Nara, keluarga barunya.

Rumah yang sederhana, tapi rasanya sangat hangat di dalamnya. Senyum kecil terukir di bibir Sakura saat mengingat keluarga barunya. Dengan perasaan senang Sakura masuk ke dalam rumahnya dan di sambut hangat oleh Ibunya Shikamaru dan Shikamaru yang sekarang telah menjadi Kakaknya.

"APA? Sakura sudah pulang?"

Sasuke bertanya kepada pegawai di café tempat Sakura bekerja. Dengan perasaan yang campur-aduk antara kesal, marah, menyesal, kecewa dan sedih jadi satu dalam ekspresi wajahnya walau masih terlihat datar dan dingin. Dengan sedikit rasa malas, Sasuke pergi tanpa mengucapkan terima kasih pada orang yang telah menjawab pertanyaan Sasuke.

Di dalam mobil, Sasuke terlihat menahan marah. "Sial! Ini gara-gara Itachi yang bilang kalau rumah Kisame itu hanya memutar dan tidak jauh dari sini! Awas kau Itachi!" Sasuke rasanya ingin membogem wajah Itachi yang terlihat sok tenang dan suka menggodanya itu.

Setelah makan malam bersama dengan keluarga Nara, Sakura memilih untuk tidur di kamarnya. Hari ini adalah hari pertamanya Sakura bekerja di café itu.

"Haaahh… café yang unik sekali…." gumam Sakura, kemudian Sakura memejamkan matanya dan tidak terasa Sakura langsung tertidur. Jam baru menunjukan pukul 9 malam.

Sasuke telat dua jam menjemput Sakura. Dari tempat kerjanya Sakura, Sasuke memilih untuk pulang ke rumahnya. Sampai di rumahnya, dengan wajah yang lebih dingin dari biasanya Sasuke memasuki rumahnya dan melihat Ayah dan Ibunya sedang mengobrol di ruang keluarga sambil menonton televisi.

"Sasuke, sudah pulang? Bagaimana kencannya?" Mikoto bertanya saat Sasuke melewati ruang keluarga itu.

"Tidak ada kencan!" dengan nada penuh tekanan Sasuke menjawab pertanyaan Ibunya.

Fugaku dan Mikoto saling bertatapan bingung dengan jawaban anaknya itu.

"Eh? Sudah makan malam belum?" tanya Mikoto lagi.

"Tidak lapar!" dengan nada yang sama Sasuke menjawab pertanyaan Ibunya itu.

Setelah di rasa orangtuanya tidak akan bertanya lagi, Sasuke langsung berjalan menuju kamarnya.

"Kenapa dia?" tanya Fugaku bingung.

"Tidak tahu, mungkin masanya bertengkar? Seperti kita dulu, ya…." Mikoto tersenyum manis pada Fugaku sambil mengingat kenangannya dulu bersama Fugaku. Fugaku jadi mengingat masa mudanya dulu dan melihat Mikoto yang tersenyum manis, Fugaku langsung memerah wajahnya.

Sasuke membaringkan tubuhnya di kasurnya yang empuk. Padahal dia sudah merencanakan akan merayakan hari pertama Sakura-nya bekerja di tempat yang terjamin aman dan tidak ada yang namanya wanita hiburan. Hari ini Sasuke tidak melihat Sakura. Biasanya setiap hari Sasuke bertemu dengan Sakura.

"Haaahh… ada apa denganku? Kenapa rasanya tidak tenang kalau belum melihat Sakura…."

Sasuke menggumam sambil menatap langit-langit kamarnya. Dalam dadanya terasa sesak, perasaannya tidak tenang dan pikirannya selalu terbayang wajah Sakura. Sasuke berusaha memejamkan matanya berharap perasaannya akan tenang. Tapi… sepertinya dengan memejamkan matanya Sasuke malah membayangkan kalau Sakura yang pulang sendirian itu sedang di goda oleh orang-orang mesum yang ingin menyentuh Sakura.

'Tidak!' Sasuke menepis pikirannya itu. Sasuke berusaha untuk menenangkan pikirannya itu. Tapi, tetap saja, pikiran buruk yang lain hadir di pikirannya.

"AGGHH… aku benar-benar tidak bisa tenang kalau belum melihat Sakura!"

Sasuke mengacak-ngacak rambutnya dan berlari keluar dari kamarnya. Mikoto dan Fugaku yang sedang kasmaran lagi di ruang keluarganya, melihat anaknya dengan penampilan yang acak-acakan dan berlari. Sasuke saat melewati ruang keluarganya, melihat Ibunya yang sedang menyender pada bahu Ayahnya dan Ayahnya sedang mengelus-ngelus rambut Ibunya dengan mesra, menjadi lebih frustasi lagi.

'Agghh… seharusnya sekarang yang seperti itu adalah aku dan Sakura, malam ini!' rutuk Sasuke dalam hati.

"Sasuke, kau mau kemana?" Fugaku berteriak pada Sasuke yang sudah berlari keluar dari dalam rumah.

"Aku pergi sebentar!" jawab Sasuke berteriak dari luar rumahnya.

Dengan segera Sasuke mengemudikan mobilnya keluar dari rumahnya dan menuju rumah keluarga Nara. Jam sudah menunjukkan pukul 9 lewat 15 menit.

Dengan kecepatan penuh Sasuke mengemudikan mobilnya. Jalanan malam ini begitu sepi, sehingga memudahkan Sasuke untuk memacu laju mobilnya di luar batas kecepatan normal.

Sampai di depan rumah keluarga Nara, Sasuke segera memencet bel rumah tersebut. Tidak lama Shikamaru keluar dari dalam rumahnya.

"Ada apa?" tanya Shikamaru singkat.

"Sakura ada?" tanya balik Sasuke.

"Masuklah. Sakura ada di kamarnya, coba saja kau ketuk kamarnya." Shikamaru langsung saja menyuruh Sasuke untuk ke kamar Sakura.

Sepertinya orang tua Shikamaru sudah masuk ke kamarnya. Shikamaru dengan malas langsung tiduran di sofa ruang tamunya itu. Sasuke hanya menggelengkan kepalanya melihat Shikamaru yang mulai tertidur. Sepertinya Sasuke bebas sekali berkeliaran di rumah Shikamaru, itu karena Sasuke sudah mendapat restu dari keluarga Nara. Kalau terjadi apa-apa pada Sakura, Sasuke harus tanggung jawab penuh.

Dengan perasaan yang deg-degan Sasuke berjalan melangkah menuju kamar Sakura yang berada di kamar paling ujung rumah ini. Ini bukan yang pertamakalinya Sasuke masuk ke kamar Sakura. Ini mungkin adalah yang ketiga kalinya Sasuke masuk ke dalam kamar Sakura.

Sampai di depan kamar Sakura, Sasuke mengetuk pintu kamar Sakura dengan ketukan pelan.

"Sakura…" Sasuke memanggil nama Sakura dengan pelan.

Sudah lama Sasuke mengetuk dan memanggil nama Sakura dari luar kamar Sakura, tapi tidak ada jawaban dari Sakura. Tidak adanya jawaban Sakura dari dalam kamarnya, membuat Sasuke berpikiran yang buruk lagi. Pikiran-pikiran kalau Anko sedang menculik Sakura bermunculan di otak Sasuke. Perasaan yang tidak tenang itu kini muncul kembali, dengan segera Sasuke membuka kenop pintu kamar Sakura, dan….

"Tidak di kunci," gumam Sasuke.

Dengan perlahan Sasuke membuka pintu kamar Sakura. Sasuke masuk ke dalam kamar Sakura dan menutup kembali pintu kamar Sakura. Sasuke bisa melihat di atas ranjang kamar ini ada seorang gadis berambut pink sedang tertidur lelap.

"Haaahh… aku terlalu berlebihan dengan pikiran-pikiran konyolku itu. Ternyata dia sedang tertidur…."

Sasuke berjalan mendekat ke ranjang tidur Sakura dan menatap Sakura-nya yang sedang tertidur pulas. Perasaan tenang hadir di hatinya yang awalnya sangat tidak tenang itu. Senyumam lembut terukir di bibir Sasuke. Sasuke mengulurkan tangannya menyingkirkan rambut pendek Sakura yang menutupi sebagian wajah Sakura. Dengan perlahan Sasuke mengelus lembut pipi Sakura. Sasuke tidak ingin membangunkan Sakura yang terlihat seperti kelelahan itu, dengan perlahan Sasuke mendekatkan wajahnya pada wajah Sakura dan mengecup bibir Sakura perlahan sambil berkata, "Mimpi indah, Sakura-ku." setelah itu Sasuke langsung keluar dari kamar Sakura dan pulang kembali ke rumahnya setelah berpamitan pada Shikamaru yang tertidur di ruang tamunya.

.

.

Upacara penerimaan murid baru di Universitas Konoha sungguh ramai. Sasuke berjalan dengan Ino yang ada di sampingnya membuat para gadis di kampus itu histeris karena menganggap Ino'lah pacar Sasuke. Dari kejauhan mereka melihat sosok yang tidak asing lagi bagi mereka.

"Shikamaru!" panggil Sasuke dari kejauhan. Shikamaru yang merasa ada yang memanggilnya menengok ke arah orang yang memanggilnya.

"Hoi, Sasuke…." panggil Shikamaru. Sasuke dan Ino langsung menuju Shikamaru.

"Akhirnya kau masuk sini juga." ucap Shikamaru.

"Hn," respon Sasuke.

"Ehem… kok aku tidak di sapa?" Ino cemberut karena sepertinya Shikamaru lupa padanya.

"Ah, kau cewek berisik itu, kan?" tanya Shikamaru santai.

"Aku bukan cewek berisik! Namaku Yamanaka Ino!" kata Ino setengah berteriak.

"Ya, ya, aku hanya bercanda saja…" Shikamaru mengelus-ngelus kepala Ino dengan lembut. Ino tiba-tiba jantungnya memompa lebih cepat dari biasanya. Lagi-lagi seperti ini… dikiranya setelah lama tidak bertemu dengan Shikamaru perasaannya akan baik-baik saja. Tapi sekarang saat berada di dekatnya apa lagi dengan Shikamaru yang mengelus kepalanya membuatnya merona malu dan berdebar dekat Shikamaru.

"Bagaimana dengan Sakura?" tanya Sasuke.

"Dia baik-baik saja, dasar… padahal kau baru saja kencan dengan Sakura kemarin, masa sudah menanyakan kabarnya…." keluh Shikamaru.

"Hah? Sasuke sudah jadian dengan Sakura? Oh ya, sekarang Sakura di mana? Sudah lama aku tidak bertemu dengannya lagi." Ino sepertinya ketinggalan berita.

"Kemana saja kau memangnya selama ini?" tanya Shikamaru.

"Aku selama liburan kembali ke rumahku yang dulu." kata Ino menyesal.

"Sakura sekarang tinggal di rumahku, kau boleh kok main ke sana." kata Shikamaru santai.

"Waahh… senangnya… bisa bertemu lagi dengan Sakura…." Ino senang sekali.

"Maaf, ya Ino… sepulang kuliah, aku mau pergi sama Sakura!" kata Sasuke cuek dan langsung pergi meninggalkan Shikamaru dan Ino.

"Hahaha… dasar, sejak pacaran dengan Sakura, Sasuke benar-benar berubah sekali." Shikamaru geleng-geleng kepala melihat Sasuke seperti itu.

"Iya, aneh sekali… seperti anak kecil." gumam Ino.

"Oh ya, kenapa Sakura tidak kuliah?" tanya Ino.

"Aku dan keluargaku juga sudah bilang kepadanya agar kuliah, soal biayanya di tanggung sama keluargaku. Sakura bilang tidak mau, dia merasa selalu merepotkan orang-orang yang dekat dengannya. Kalau kau mau bertemu dengan Sakura, sekarang Sakura bekerja di Café Cake Fruits, bukan café malam seperti milik Anko. Sakura pulang jam 6 sore, sebaiknya sebelum Sasuke menjemput Sakura kau harus lebih cepat dari Sasuke." kata Shikamaru.

"Sasuke benar-benar deh, eh… café malam Anko? Memangnya kenapa?" tanya Ino tidak mengerti.

"Aku salah ngomong, bukan apa-apa." Shikamaru kelepasan tadi.

"Baiklah! Aku akan menculik Sakura!" semangat Ino.

"Haahh… kalian ini," Shikamaru menghela napas.

Jam setengah enam, Ino sudah menunggu Sakura di depan café tempat Sakura bekerja. Dari pintu masuk café itu, Ino bisa melihat seorang gadis berambut pink pendek sebahu keluar dari dalam café. Mata Ino menyipit untuk meneliti siapa gadis berambut pendek itu yang begitu mirip dengan Sakura, dan akhirnya Ino-pun sadar, kalau gadis itu adalah Sakura, temannya.

Ino keluar dari mobilnya dan langsung memanggil Sakura. "Sakura!" dengan suara Ino yang keras itu, Sakura menoleh pada orang yang memanggilnya.

Lama Sakura berpikir melihat gadis yang sangat di kenalnya berjalan menghampirinya. Sakura sangat senang bisa melihat dan bertemu dengan gadis itu.

"Ino!" seru Sakura.

Ino langsung memeluk Sakura, begitu juga dengan Sakura yang langsung memeluk Ino. Keduanya saling berpelukan untuk melepaskan rindu mereka.

"Sakura… hiks… aku senang sekali bisa bertemu dengan kau lagi, jangan menangis seperti itu. Kau jelek sekali… hiks," Ino melepas pelukan mereka dan menatap Sakura yang wajahnya sudah banjir air mata.

"Hiks… kau sendiri lebih jelek dari aku. Lihat matamu itu, make up-mu luntur, tuh, aku juga senang sekali bisa bertemu denganmu lagi…." Sakura menatap Ino, sama seperti dirinya yang banjir air mata di wajahnya.

"Hahahahaha…." keduanya saling bertatap-tatapan lalu tertawa bersama-sama.

"Sepertinya baru kali ini kita seperti ini, ya?" tanya Ino di sela tertawanya.

"Hm, iya!" jawab Sakura setuju.

Dulu, mereka sama sekali tidak pernah saling ejek seperti ini.

"Kita pergi, yuk!" ajak Ino.

"Emm… aku mau, tapi… Sasuke…"

"Sasuke akan menjemputmu?" tanya Ino.

"Iya," jawab Sakura.

"Tidak apa-apa, biarkan saja dia mencari-carimu. Ini balasan karena aku tidak boleh bertemu denganmu!" gerutu Ino kesal.

"Sasuke melarangmu bertemu denganku?" tanya Sakura tidak percaya.

"Bukan melarang sih, Sasuke sombong sekali, seperti anak kecil!" kata Ino kesal.

"Hahaha… masa, sih?" tanya Sakura.

"Sudahlah, lupakan… ayo kita pergi, ceritakan padaku bagaimana kalian bisa jadian selama aku tidak ada?"

Ino menarik tangan Sakura menuju mobilnya dan menyuruh Sakura masuk ke dalam mobilnya. Sakura tadinya ragu karena takut Sasuke akan marah padanya, tapi… Sakura juga ingin bersama Ino. Sepertinya tidak apa-apa, pikir Sakura. Mungkin Sasuke akan mengerti.

Mereka berdua menuju sebuah restoran yang bisa di bilang sangat mewah. Tentu saja Ino yang bayar, kalau Sakura, mana punya uang buat bayar makanan di restoran mahal ini. Mereka mengobrol sampai lupa waktu.

"Sudahlah Sasuke… biarkan mereka berdua bersenang-senang dengan pertemuan mereka kembali." Shikamaru menenangkan Sasuke yang sedang kesal sama Ino karena telah membawa Sakura-nya pergi tidak bilang-bilang.

Sasuke hanya diam mendengar ocehan Shikamaru. Sudah hampir 3 jam Sasuke menunggu Sakura pulang. Lalu… dari arah luar rumah Shikamaru terdengar suara tertawa dua orang gadis yang sedang berjalan masuk ke rumah Shikamaru.

"Mereka sudah pulang." kata Shikamaru. Sasuke masih terdiam di tempat.

"Shikamaru-nii, maaf aku pulang telat. Aku pergi sama Ino dulu…." kata Sakura.

"Tidak apa-apa, aku sudah tahu." kata Shikamaru.

"Ayo masuk kalian berdua."

"Eh, Sasuke?" Sakura terkejut melihat Sasuke yang sedang duduk diam di sofa ruang tamunya.

"Waahh… pangeran kita sangat setia menunggu sang putri pulang, ya…" goda Ino.

Sasuke memberikan Ino deathglarenya dan langsung berdiri dari duduknya kemudian berjalan keluar dari rumah Shikamaru.

"Eh? Sasuke? Mau kemana?" tanya Sakura bingung.

"Pulang." jawab Sasuke datar.

Sakura, Ino dan Shikamaru menatap Sasuke yang sudah keluar dari halaman rumahnya.

"Kejar dia Sakura, Sasuke kemari tidak bawa mobil." kata Shikamaru.

"Lihat,kan? Seperti anak kecil. Ngambek." kata Ino.

Sakura berpikir, iya juga… Sasuke seperti anak kecil. Dengan segera Sakura mengejar Sasuke yang berjalan belum jauh.

"Sasuke!"

Sakura mengejar Sasuke sambil memanggilnya. Sasuke sama sekali tidak berhenti berjalan mendengar Sakura yang memanggilnya.

"Brukkk!"

"Aduuuhh…." rintih Sakura.

Sasuke mendengar suara rintihan Sakura—menyimpulkan kalau suara jatuh tadi adalah Sakura yang terjatuh. Sasuke menengok ke belakang dan melihat Sakura yang sedang duduk di tengah jalan. Rasa khawatir Sasuke sangat besar kepada Sakura, sehingga mengalahkan rasa kesalnya karena Sakura pergi dengan Ino. Sasuke berlari mendekat pada Sakura dan melihat luka pada lutut Sakura yang mengeluarkan darah.

"Kenapa sampai jatuh?" tanya Sasuke sedikit membentak Sakura.

"Kesandung kakiku sendiri sewaktu berlari mengejarmu!" jawab Sakura sambil menggembungkan mulutnya.

"Ceroboh sekali!" kata Sasuke.

"….." Sakura hanya diam saja. Tapi dalam hati, Sakura menggerutu kalau ini gara-gara Sasuke yang di panggil tidak memperdulikannya.

"Bisa jalan?" tanya Sasuke. Sakura mengangguk. Sasuke membantu Sakura berdiri dan lulut Sakura sedikit bergetar karena terluka.

Sasuke tidak tega juga melihat Sakura yang berjalan tertatih-tatih seperti itu. Tanpa meminta ijin pada Sakura, Sasuke langsung menggendong Sakura ala bridal style.

"Kyaaa…." Sakura terkejut dengan Sasuke yang tiba-tiba menggendongnya.

"Sasuke-kun, turunkan aku… aku bisa berjalan, kok." Sakura malu sekali kalau di gendong seperti ini.

"Kakimu sedang terluka, lebih baik kau kembali ke rumahmu. Aku antar." Sasuke masih berkata dengan datar.

Sampai di depan pintu rumah, Sasuke dan Sakura mendengar percakapan Ino dan Shikamaru yang terdengar seperti sedang pendekatan. Sasuke yang berniat ingin masuk jadi tidak ingin, karena tidak ingin mengganggu dua manusia yang terlihat sedang kasmaran.

"Sasuke?" tanya Sakura bingung melihat Sasuke yang terdiam.

"Kita ke rumahku saja!"

Sakura bingung mendengar jawaban Sasuke. Ke rumahnya? Kenapa? Pikir Sakura.

"Eh, Sasuke, besok aku'kan kerja," kata Sakura.

"Pagi-pagi aku antar kau pulang ke rumah." kata Sasuke.

Sakura semakin bingung, tapi… tidak apa-apa deh… asal bersama dengan Sasuke, Sakura senang. Sakura tertawa pelan dalam gendongan Sasuke.

"Kenapa tertawa?" tanya Sasuke bingung.

"Bisa turunkan aku?" tanya Sakura sambil tersenyum.

Sasuke menatap Sakura heran, kemudian Sasuke menurunkan Sakura dengan perlahan. Sakura memeluk lengan Sasuke sebelah kanan dan menyenderkan kepalanya pada bahu Sasuke.

"Begini lebih baik, kan?" Sakura tersenyum manis.

Sasuke memerah wajahnya. Sasuke jadi teringat kejadian sewaktu melihat Ibunya yang menyenderkan kepalanya pada bahu Ayahnya.

Sasuke mengubah posisi Sakura dan melingkarkan tangannya pada leher Sakura. Sasuke merangkul Sakura dan memeluknya.

"Begini lebih baik." Sasuke tersenyum lembut pada Sakura.

Sakura memerah wajahnya dan balas tersenyum lembut pada Sasuke.

"Ayo kita pulang, sudah malam."

"Hm."

Sasuke dan Sakura berjalan menuju halte bus untuk menuju rumah Sasuke. Sakura tidak ada masalah kalau dia menginap di rumah Sasuke. Sakura sudah benar-benar di restui oleh keluarga Sasuke.

TBC

Sasuke

Tidak ada komentar:

Posting Komentar